Pada artikel ini membahas tentang Perkembangan Pergerakan
Nasional. Masa pergerakan nasional diIndonesia ditandai dengan berdirinya
organisasi-organisasi pergerakan. Masa pergerakan nasional (1908-1942), dibagi
dalam tiga tahap.
1.
Masa pembentukan (1908-1920) beriSI organisasi
seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan IndichePartij.
2.
Masa radikal/nonkooperasi (1920-1930), berdiri
organisasi seperti Partai Komunis Indonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI),
dan Partai Nasional Indonesia (PNI)
3.
Masa moderat/kooperaSI (1930-1942), berdiri
organisasi seperti Parindra, Partindo, dan Gapi. Disamping itu juga berdiri
organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan organisasi perempuan.
Sekarang kita akan membahas mengenai organisasi yang ada
pada masa pembentukan (1908-1920) yaitu organisaSI Indische Partij (PI).
INDISCHE
PARTIJ (PI)
IP didirikan pada tanggaal 25 Desember 1912 di Bandung oleh
tokoh Tiga Serangkai, yaitu E.F.E.Douwes Dekker, Dr.Cipto Mangunkusumo, dan
Suwardi suryaningrat. Pendirian IP ini dimaksudkan untuk mengganti Indische
Bond yang merupakan organisasi orang-orang Indo dan Eropa di Indonesia. Hal ini
disebabkan adanya keganjilan-keganjilan yang terjadi (Diskriminasi) khususnya
antara keturunan Belanda totok dengan orang Belanda campuran (Indo). IP sebagai
organisasi campuran menginginkan adanya kerja sama orang Indo dan Bumi putera.
Hal ini disadari benar karena jumlah orang Indo sangat sedikit, maka diperlukan
kerja sama dengan orang bumi putera agar kedudukan organisasinya makin
bertambah kuat.
Disamping itu juga disadari betapa pun baiknya usaha yang
dibangun oleh orang Indo, tidak akan mendapat tanggapan rakyat tanpa adanya
bantuan orang-orang bumi putera. Perlu diketahui bahwa E.F.E Douwes Dekker
dilahirkan dari keturuanan campuran,ayahnya Belanda, ibu seorang Indo. Indische
Partij merupakan satu-satunya organisasi pergerakan secara terang-terangan
bergerak dibidang politik dan ingin mencapai Indonesia merdeka.
Tujuan Indische Partij adalah untuk membangunkan patriotisme semua inders terhadap tanh air. IP menggunakan media majalah Het Tijdschrifc dan surat kabar De Ekpres pimpinan E.F.E Douwes Dekker sebagai sarana untuk membangkitkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air indonesia. Tujuan dari partai ini benar-benar revolusioner karena mau mendobrak kenyataan politik rasial yang dilakukan pemerintah kolonial. Tindakan ini terlihat nyata pada tahun 1913. Saat itu pemerintah Belanda akan mengadakan peringatan 100 tahun bebasnya Belanda dari tangan Napoleon Bonarpate (Prancis). Perayaan ini direncanakan diperingati juga oleh pemerintah Hindia Belanda. Adalah suatu yang kurang pas dimana suatu negara penjajah melakukan upacara peringatan pembebasan dari penjajah pada suatu bangsa yang dia sebagai penjajahnya. Hal yang ironis ini mendatangkan cemooh termasuk dari para pemimpin Indische Partij . R.M Suwardi suryaningrat menulit artikel bernada sarkastis yang berjudul als ik een nederlander was , Andaikan aku seorang Belanda. Akibat dari tulisan itu R.M Suwardi Suryaningrat ditangkap. Menyusul sarkasme dari Dr.Cipto Mangunkusumo yang dimuat dalam De Ekpres tanggal 26 juli 1913 yang diberi judul Kracht of Vrees?. Berisi tentang kekehawatiran, kekuatan, dan ketakutan. Dr.Cipto pun ditangkap, yang membuat rekan dalam Tiga Serangkai, E.F.E Douwes Dekker turut mengkritik dalam tulisannya di De Ekpres tanggal 5 Agustus 1913 yang berjudul Onze Helden: Tjipto Mangunkusumo en Suwardi Suryaningrat , Pahlawan Kita: Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat. Kecaman-kecaman yang menentang pemerintah Belanda menyebabkan ketiga tokoh dari Indische partij ditangkap. Pada tahun 1913 mereka diasingkan ke Belanda. Namun pada tahun 1914 Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia karena sakit. Sedangkan Suwardi Suryaningrat dan E.F.E Douwes Dekker baru kembali keIndonesia pada tahun 1919. Surwadi Suryanungrat terjun dalam bidang pendidikan , dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara, mendirikan perguruan Taman Siswa. E.F.E Douwes Dekker juga mengabdikan diri dalam dunia pendidikan dan mendirikan yayasan pendidikan Ksaktrian School di Sukabumi pada tahun 1940. Dalam perkembangannya, E.F.E Douwes Dekker ditangkap lagi dan dibuang ke Suriname, Amerika Latin.
Baca juga : artikel yang lainnya disini
Tujuan Indische Partij adalah untuk membangunkan patriotisme semua inders terhadap tanh air. IP menggunakan media majalah Het Tijdschrifc dan surat kabar De Ekpres pimpinan E.F.E Douwes Dekker sebagai sarana untuk membangkitkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air indonesia. Tujuan dari partai ini benar-benar revolusioner karena mau mendobrak kenyataan politik rasial yang dilakukan pemerintah kolonial. Tindakan ini terlihat nyata pada tahun 1913. Saat itu pemerintah Belanda akan mengadakan peringatan 100 tahun bebasnya Belanda dari tangan Napoleon Bonarpate (Prancis). Perayaan ini direncanakan diperingati juga oleh pemerintah Hindia Belanda. Adalah suatu yang kurang pas dimana suatu negara penjajah melakukan upacara peringatan pembebasan dari penjajah pada suatu bangsa yang dia sebagai penjajahnya. Hal yang ironis ini mendatangkan cemooh termasuk dari para pemimpin Indische Partij . R.M Suwardi suryaningrat menulit artikel bernada sarkastis yang berjudul als ik een nederlander was , Andaikan aku seorang Belanda. Akibat dari tulisan itu R.M Suwardi Suryaningrat ditangkap. Menyusul sarkasme dari Dr.Cipto Mangunkusumo yang dimuat dalam De Ekpres tanggal 26 juli 1913 yang diberi judul Kracht of Vrees?. Berisi tentang kekehawatiran, kekuatan, dan ketakutan. Dr.Cipto pun ditangkap, yang membuat rekan dalam Tiga Serangkai, E.F.E Douwes Dekker turut mengkritik dalam tulisannya di De Ekpres tanggal 5 Agustus 1913 yang berjudul Onze Helden: Tjipto Mangunkusumo en Suwardi Suryaningrat , Pahlawan Kita: Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat. Kecaman-kecaman yang menentang pemerintah Belanda menyebabkan ketiga tokoh dari Indische partij ditangkap. Pada tahun 1913 mereka diasingkan ke Belanda. Namun pada tahun 1914 Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia karena sakit. Sedangkan Suwardi Suryaningrat dan E.F.E Douwes Dekker baru kembali keIndonesia pada tahun 1919. Surwadi Suryanungrat terjun dalam bidang pendidikan , dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara, mendirikan perguruan Taman Siswa. E.F.E Douwes Dekker juga mengabdikan diri dalam dunia pendidikan dan mendirikan yayasan pendidikan Ksaktrian School di Sukabumi pada tahun 1940. Dalam perkembangannya, E.F.E Douwes Dekker ditangkap lagi dan dibuang ke Suriname, Amerika Latin.
Itulah sejarah mengenai Indische Partij,selanjutnya kita
akan membahas organisasi yang ada pada Masa Radikal/nonkooperasi yang nanti akan dibahas pada artikel
selanjutnya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum wr.wb
No comments:
Post a Comment
Silahkan berikan komentar anda