Tuesday, 18 July 2017

Organisasi pada masa Moderat/Kooperasi

Organisasi pada masa Moderat/Kooperasi

Assalamualaikum wr.wb
Pada artikel ini akan membahas mengenai sejarah Partai Indonesia (Partindo). Organisasi ini berdiri pada masa moderat/kooperasi (1930-1942). Selain organisasi Partindo ada lagi organisasi yang berdiri pada masa ini antara lain Parindra, dan Gapi.
Disamping itu juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan organisasi perempuan.

PARTAI INDONESIA (PARTINDO)

Ketika Ir.Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada tahun 1929, maka PNI pecah menjadi Dua yaitu Partindo dan PNI Baru. Partindo didirikan oleh sartono pada tahun 1929. Sejak awal berdirinya Partindo memiliki banyak anggota dan terjun dalam aksi-aksi politik menuju indonesia merdeka. Dasar Partindo sama dengan PNI yaitu nasional. Tujuannya adalah mencapai Indonesia merdeka. Asasnya juga pun sama yaitu Self Help dan nonkooperasi. Partindo semakin kuat setelah Ir.Soekarno bergabung ke dalamnya pada tahun 1932, setelah dibebaskan dari penjara. Namun, karena kegiatan-kegiatannya yang sangat radikal menyebabkan pemerintah melakukan pengawasan yang cukup ketat. Karena tidak bisa berkembang, maka pada tahun 1936 Partindo bubar.

PARTAI INDONESIA RAYA (PARINDRA)

Perjuangan radikal yang dilakukan PKI,PI,dan PNI mulai berakhir ketika pemerintah kolonial belanda melakukan penangkapan pada sejumlah tokoh PNI. Disamping itu pemerintah kolonial di bawah Gubernur Jendral de Jonge melakukan pengawasan yang ketat terhadap organisasi-organisasi yang ada pada masa itu. Melihat kondisi tersebut, para tokoh perjuangan merubah garis perjuangannya. Dari yang semula radikal atau nonkooperasi menjadi kooperasi dan moderat dengan menempatkan wakilnya dalam Volksraad. Salah satu organisasi yang bersifat moderat adalah Partai Indonesia Raya (Parindra). Parindra didirikan di kota Solo oleh dr.Sutomo pada tanggal 26 Desember 1935. Parindra merupakan fusi dari Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia Raya.
Asas politik Parindra adalah Insidental, artinya tidak berpegang pada asas kooperasi maupun nonkooperasi. Sikapnya terhadap pemerintah tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi, jadi luwes. Tokoh-tokoh Parindra yang terkenal dalam membela kepentingan rakyat Volksraad adalah Moh.Husni Thamrin. Parindra berjuang agar wakil-wakil Volksraad semakin bertambah sehingga suara yang berhubungan dengan upaya mencapai Indonesia merdeka semakin diperhatikan oleh pemerintah Belanda. Perjuangan Parindra dalam Volksraad cukup berhasil, terbukti pemerintah Belanda mengganti istilah inlandeer menjadi indonesier.

Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)

Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan di jakarta pada tanggal 24 Mei 1937 oleh orang-orang bekas Partindo. Tokoh-tokohnya adalah Sartono, Sanusi Pane, dan Moh. Yamin. Dasar dan tujuannya adalah nasional dan mencapai Indonesia Merdeka. Gerindo juga menganut asas insidental yang sama dengan Parindra. Tujuan Gerindo antara lain:
  •  Mencapai Indonesia Merdeka.
  • Memperkokoh ekonomi Indonesia.
  • Mengangkat kesejahteraan kaum buruh.
  • Memberi bantuan bagi kaum pengangguran.

Gabungan Politik Indonesia (Gapi)

Pada tanggal 15 Juli 1936, partai-partai politik dengan dipelopori oleh Sutardjo Kartohadikusumo mangajukan usul atau petisi, yaitu permohonan supaya diselenggarakan suatu musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan negara Belanda dimana anggotanya mempunyai hak yang sama. Tujuannya adalah untuk menyusun rencana pemberian kepada Indonesia suatu pemerintah yang berdiri sendiri. Namun usul tersebut ditolak oleh pemerintah kolonial Belanda. Adanya kekecewaan terhadap keputusan pemerintah Belanda tersebut, atas prakarsa Moh.Husni Thamrin pada tanggal 21 Mei 1939, dibentuklah Gabungan Politik Indonesia (Gapi). Berikut ini ada beberapa alasan yang mendorong terbentuknya Gapi:
  • Kegagalan petisi Sutardjo. Petisi ini berisi permohonan agar diadakan musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan Belanda. Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia diberi pemerintahan yang berdiri sendiri.
  • Kepentingan Internasional akibat timbulnya fasisme.
  • Sikap pemerintah yang kurang memerhatikan kepentingan bangsa Indonesia.
Tujuan Gapi adalah menuntut pemerintah Belanda agar Indonesia mempunyai parlemen sendiri, sehingga Gapi mempunyai semboyan Indonesia Berparlemen. Tuntutan Indonesia Berparlemen terus diperjuangkan dengan gigih. Akhirnya pemerinyah Belanda membentuk komisi yang dikenal dengan nama komisi Visman karena diketuai oleh Dr.F.H.Visman. tugas komisi ini adalah menyelidiki dan mempelajari perubahan-perubahan ketatanegaraan. Namun, setelah melakukan penelitian, komisi Visman mengeluarkan keputusan yang mengecewakan bangsa Indonesia. Menurut komisi tersebut, senbagian besar rakyat Indonesia berkeinginan hidup dalam ikatan kerajaan Belanda. Gapi menolak keputusan tersebut, sebab dianggap hanya rekayasa belanda dan bertentangan dengan keinginan rakyat Indonesia.

ORGANISASI KEAGAMAAN

Muhammadiyah adalah organisasi islam modern yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh K.H Ahmad Dahlan. Muhammadiyah berarti umat muhammad atau pengikut muhammad. Dengan nama ini memiliki harapan dapat mencontoh segala jejak perjuangan dan pengabdian Nabi Muhammad. Tujuan yang ingin dicapai adalah :
  •  Memajukan pengajaran berdasarkan agama islam
  • Memupuk keimanan dan ketaqwaan para anggotanya.
Dalam rangka mencapai tujuan itu, muhammadiyah melakukan beberapa upaya berikut:

  • Mendirikan sekolah-sekolah (bukan pondok pesantren) dengan pengajaran agama dan kurikulum yang modern.
  • Mendirikan rumah sakit yang dengan nama Pusat Kesengsaraan Umum (PKU)
  • Mendirikan rumah yatim piatu
  • Mendirikan perkumpulan kepanduan Hisbul Wathan.
Dalam perkembangannya, muhammadiyah menghadapi tantangan dari golongan islam konservatif. Mereka melihat Muhammadiyah terlalu terbuka terhadap kebudayaan barat sehingga khawatir kemurnian islam akan dirusakkan. Oleh karena itu para Ulama mendirikan Nahdlatul Ulama pada tahun 1926. Gerakan NU dipelopori oleh K.H.Hasyim Asy’ari. Gerakan Muhammadiyah banyak mendapat simpati termasuk pemerintah kolonial Belanda karena perjuangannya tidak bersifat konfrontatif (menentang). Dalam kongres Muhammadiyah yang berlangsung dari tanggal 12-17 Maret 1925 di Yogyakarta, diperbincangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan pengajaran islam, massa media islam, dan buku-buku tentang Islam yang berbahasa Jawa.
Disamping Muhammadiyah, gerakan keagamaan lain yang memiliki andil bagi kemajuan bangsa antara lain sebagai berikut:
  • Jong Islamienten Bond, berdiri pada tanggal 1 Januari 1925 di Jakarta
  • Nahdlatul Ulama (NU) berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya, Jawa Timur.
  • Nahdlatul Wathan berdiri tahun 1932 di Pacor, Lombik Timur.

Organisasi Pemuda Dan Wanita

Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro Dharmo. Organisasi ini berdiri pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta atas petunjuk Budi Utomo. Diprakarsai oleh dr.Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Mereka mufakat untuk mendirikan Organisasi kepemudaan yang anggotanya berasal dari siswa sekolah menengah di Jawa dan Madura. Perkumpulan ini di beri nama Tri Koro Dharmo yang berarti Tiga Tujuan Mulia (Sakti,Budhi,Bakti). Dalam perkembangannya, Tri Koro Dharmo membuka cabang di Surabaya. Dalam rangka mengefektifitaskan perjuangan. Diterbitkan sebuah majalah yang juga diberi nama Tri Koro Dharmo. Berikut ini tujuan Tri Koro Dharmo secara nyata dalam anggaran dasarnya:
  •  Ingin menghidupkan persatuan dan kesatuan, di antara pemuda Jawa, Madura, Sunda,Bali dan Lombok.
  • Kerjasama dengan semua organisasi pemuda guna membentuk ke-Indonesiaan. Keanggotaanya terbatas pada para pemuda Jawa,Sunda,Madura,Bali dan Lombok.
Tri Koro Dharmo memiliki asas-asas berikut ini:
  •  Menimbulkan pertalian antara murid-murid bumi putera pada sekolah dan kursus perguruan kejuruan.
  • Menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya.
  • Membangkitkan dan mempertajam bahasa dan budaya Indonesia.
Organisasi kepemudaan lainnya yang bersifat keadaerahan banyak bermunculan seperti Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Batak, Jong Ambon, Jong Celebes, Timorees Ver Bond, PPPI(Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia), Pemuda Indonesia, Jong Islamienten Bond, Kepanduan, dan sebagainya.
Di samping gerakan para pemuda, kaum wanita juga tidak mau ketinggalan. Pergerakan wanita dipelopori oleh R.A Kartini dari Jepara dengan mendirikan Sekolah Kartini. Perkumpulan wanita yang didirikan sebelum tahun 1920 antara lain Putri Mardika yang didirikan atas bantuan Budi Utomo. Perkumpulan ini bertujuan guna memajukan pengajaran terhadap anak-anak perempuan dengan cara memberi penerangan dan bantuan dana, mempertinggi sikap yang merdeka, dan melenyapkan tindakan malu-mali yang melampaui batas.
Perkumpulan Kautamaan Istri didirikan pada tahun 1913 di Tasikmalaya, lalu pada tahun 1916 di Sumedang, Cianjur, dan tahun 1917 di Ciamis, menyusul di Cicurug tahun 1918. Tokoh Kautamaan Istri yang terkenal adalah Raden Dewi Sartika, seorang pengajar Kautamaan Istri di tanah Pasundan. Di Yogyakarta pada tahun 1912 didirikan perkumpulan wanita yang bernafaskan Islam dengan nama Sopa Tresna, yang kemudian pada tahun 1914 menjadi bagian wanita dari Muhammadiyah yang bernama Aisyah. Di Yogyakarta selain Aisyah juga ada perkumpulan wanita yang bernama Wanito Utomo, yang memulai memasukkan perempuan ke dalam kegiatan dasar pekerjaan ke arah Emansipasi. Di samping R.A Kartini dan Dewi Sartika, masih terdapat seorang tokoh wanita yaitu Ibu Maria Walanda Maramis dari Minahasa. Beliau mendirikan perkumpulan yang bernama Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT) pada tahun 1917. PIKAT dalam kegiatannya mendirikan sekolah kepandaian Putri.

Itulah pembahasan singkat mengenai organisasi pemuda dan wanita yang ada pada masa moderat. Sebagai bentuk perjuangan dan perjuangan kearah Emansipasi. Sekian dari artikel ini semoga bermanfaat dan mohon maaf atas segala kekurangan dari artikel ini. Terima Kasih
Wassalamualaikum wr.wb

No comments:

Post a Comment

Silahkan berikan komentar anda