Organisasi pada masa Moderat/Kooperasi
Assalamualaikum wr.wb
Pada artikel ini akan membahas mengenai sejarah Partai
Indonesia (Partindo). Organisasi ini berdiri pada masa moderat/kooperasi
(1930-1942). Selain organisasi Partindo ada lagi organisasi yang berdiri pada
masa ini antara lain Parindra, dan Gapi.
Disamping itu juga berdiri organisasi
keagamaan, organisasi pemuda, dan organisasi perempuan.PARTAI INDONESIA (PARTINDO)
Ketika Ir.Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap
pada tahun 1929, maka PNI pecah menjadi Dua yaitu Partindo dan PNI Baru.
Partindo didirikan oleh sartono pada tahun 1929. Sejak awal berdirinya Partindo
memiliki banyak anggota dan terjun dalam aksi-aksi politik menuju indonesia
merdeka. Dasar Partindo sama dengan PNI yaitu nasional. Tujuannya adalah
mencapai Indonesia merdeka. Asasnya juga pun sama yaitu Self Help dan
nonkooperasi. Partindo semakin kuat setelah Ir.Soekarno bergabung ke dalamnya
pada tahun 1932, setelah dibebaskan dari penjara. Namun, karena
kegiatan-kegiatannya yang sangat radikal menyebabkan pemerintah melakukan
pengawasan yang cukup ketat. Karena tidak bisa berkembang, maka pada tahun 1936
Partindo bubar.
PARTAI INDONESIA RAYA (PARINDRA)
Perjuangan radikal yang dilakukan PKI,PI,dan PNI mulai
berakhir ketika pemerintah kolonial belanda melakukan penangkapan pada sejumlah
tokoh PNI. Disamping itu pemerintah kolonial di bawah Gubernur Jendral de Jonge
melakukan pengawasan yang ketat terhadap organisasi-organisasi yang ada pada
masa itu. Melihat kondisi tersebut, para tokoh perjuangan merubah garis
perjuangannya. Dari yang semula radikal atau nonkooperasi menjadi kooperasi dan
moderat dengan menempatkan wakilnya dalam Volksraad. Salah satu organisasi yang
bersifat moderat adalah Partai Indonesia Raya (Parindra). Parindra didirikan di
kota Solo oleh dr.Sutomo pada tanggal 26 Desember 1935. Parindra merupakan fusi
dari Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Tujuan Parindra adalah
mencapai Indonesia Raya.
Asas politik Parindra adalah Insidental, artinya tidak
berpegang pada asas kooperasi maupun nonkooperasi. Sikapnya terhadap pemerintah
tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi, jadi luwes. Tokoh-tokoh
Parindra yang terkenal dalam membela kepentingan rakyat Volksraad adalah
Moh.Husni Thamrin. Parindra berjuang agar wakil-wakil Volksraad semakin
bertambah sehingga suara yang berhubungan dengan upaya mencapai Indonesia
merdeka semakin diperhatikan oleh pemerintah Belanda. Perjuangan Parindra dalam
Volksraad cukup berhasil, terbukti pemerintah Belanda mengganti istilah
inlandeer menjadi indonesier.
Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo)
Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan di jakarta pada
tanggal 24 Mei 1937 oleh orang-orang bekas Partindo. Tokoh-tokohnya adalah
Sartono, Sanusi Pane, dan Moh. Yamin. Dasar dan tujuannya adalah nasional dan
mencapai Indonesia Merdeka. Gerindo juga menganut asas insidental yang sama
dengan Parindra. Tujuan Gerindo antara lain:
- Mencapai Indonesia Merdeka.
- Memperkokoh ekonomi Indonesia.
- Mengangkat kesejahteraan kaum buruh.
- Memberi bantuan bagi kaum pengangguran.
Gabungan Politik Indonesia (Gapi)
Pada tanggal 15 Juli 1936, partai-partai politik dengan
dipelopori oleh Sutardjo Kartohadikusumo mangajukan usul atau petisi, yaitu
permohonan supaya diselenggarakan suatu musyawarah antara wakil-wakil Indonesia
dan negara Belanda dimana anggotanya mempunyai hak yang sama. Tujuannya adalah
untuk menyusun rencana pemberian kepada Indonesia suatu pemerintah yang berdiri
sendiri. Namun usul tersebut ditolak oleh pemerintah kolonial Belanda. Adanya kekecewaan
terhadap keputusan pemerintah Belanda tersebut, atas prakarsa Moh.Husni Thamrin
pada tanggal 21 Mei 1939, dibentuklah Gabungan Politik Indonesia (Gapi).
Berikut ini ada beberapa alasan yang mendorong terbentuknya Gapi:
- Kegagalan petisi Sutardjo. Petisi ini berisi permohonan agar diadakan musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan Belanda. Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia diberi pemerintahan yang berdiri sendiri.
- Kepentingan Internasional akibat timbulnya fasisme.
- Sikap pemerintah yang kurang memerhatikan kepentingan bangsa Indonesia.
Tujuan Gapi adalah menuntut pemerintah Belanda agar
Indonesia mempunyai parlemen sendiri, sehingga Gapi mempunyai semboyan
Indonesia Berparlemen. Tuntutan Indonesia Berparlemen terus diperjuangkan
dengan gigih. Akhirnya pemerinyah Belanda membentuk komisi yang dikenal dengan
nama komisi Visman karena diketuai oleh Dr.F.H.Visman. tugas komisi ini adalah
menyelidiki dan mempelajari perubahan-perubahan ketatanegaraan. Namun, setelah
melakukan penelitian, komisi Visman mengeluarkan keputusan yang mengecewakan
bangsa Indonesia. Menurut komisi tersebut, senbagian besar rakyat Indonesia
berkeinginan hidup dalam ikatan kerajaan Belanda. Gapi menolak keputusan
tersebut, sebab dianggap hanya rekayasa belanda dan bertentangan dengan
keinginan rakyat Indonesia.
ORGANISASI KEAGAMAAN
Muhammadiyah adalah organisasi islam modern yang didirikan
di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh K.H Ahmad Dahlan. Muhammadiyah
berarti umat muhammad atau pengikut muhammad. Dengan nama ini memiliki harapan
dapat mencontoh segala jejak perjuangan dan pengabdian Nabi Muhammad. Tujuan
yang ingin dicapai adalah :
- Memajukan pengajaran berdasarkan agama islam
- Memupuk keimanan dan ketaqwaan para anggotanya.
Dalam rangka mencapai tujuan itu, muhammadiyah melakukan
beberapa upaya berikut:
- Mendirikan sekolah-sekolah (bukan pondok pesantren) dengan pengajaran agama dan kurikulum yang modern.
- Mendirikan rumah sakit yang dengan nama Pusat Kesengsaraan Umum (PKU)
- Mendirikan rumah yatim piatu
- Mendirikan perkumpulan kepanduan Hisbul Wathan.
Dalam perkembangannya, muhammadiyah menghadapi tantangan
dari golongan islam konservatif. Mereka melihat Muhammadiyah terlalu terbuka
terhadap kebudayaan barat sehingga khawatir kemurnian islam akan dirusakkan.
Oleh karena itu para Ulama mendirikan Nahdlatul Ulama pada tahun 1926. Gerakan
NU dipelopori oleh K.H.Hasyim Asy’ari. Gerakan Muhammadiyah banyak mendapat
simpati termasuk pemerintah kolonial Belanda karena perjuangannya tidak
bersifat konfrontatif (menentang). Dalam kongres Muhammadiyah yang berlangsung
dari tanggal 12-17 Maret 1925 di Yogyakarta, diperbincangkan masalah-masalah
yang berkaitan dengan pengajaran islam, massa media islam, dan buku-buku
tentang Islam yang berbahasa Jawa.
Disamping Muhammadiyah, gerakan keagamaan lain yang memiliki
andil bagi kemajuan bangsa antara lain sebagai berikut:
- Jong Islamienten Bond, berdiri pada tanggal 1 Januari 1925 di Jakarta
- Nahdlatul Ulama (NU) berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya, Jawa Timur.
- Nahdlatul Wathan berdiri tahun 1932 di Pacor, Lombik Timur.
Organisasi Pemuda Dan Wanita
Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro
Dharmo. Organisasi ini berdiri pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta atas
petunjuk Budi Utomo. Diprakarsai oleh dr.Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan
Sunardi. Mereka mufakat untuk mendirikan Organisasi kepemudaan yang anggotanya
berasal dari siswa sekolah menengah di Jawa dan Madura. Perkumpulan ini di beri
nama Tri Koro Dharmo yang berarti Tiga Tujuan Mulia (Sakti,Budhi,Bakti). Dalam
perkembangannya, Tri Koro Dharmo membuka cabang di Surabaya. Dalam rangka
mengefektifitaskan perjuangan. Diterbitkan sebuah majalah yang juga diberi nama
Tri Koro Dharmo. Berikut ini tujuan Tri Koro Dharmo secara nyata dalam anggaran
dasarnya:
- Ingin menghidupkan persatuan dan kesatuan, di antara pemuda Jawa, Madura, Sunda,Bali dan Lombok.
- Kerjasama dengan semua organisasi pemuda guna membentuk ke-Indonesiaan. Keanggotaanya terbatas pada para pemuda Jawa,Sunda,Madura,Bali dan Lombok.
Tri Koro Dharmo memiliki asas-asas berikut ini:
- Menimbulkan pertalian antara murid-murid bumi putera pada sekolah dan kursus perguruan kejuruan.
- Menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya.
- Membangkitkan dan mempertajam bahasa dan budaya Indonesia.
Organisasi kepemudaan lainnya yang bersifat keadaerahan
banyak bermunculan seperti Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong
Batak, Jong Ambon, Jong Celebes, Timorees Ver Bond, PPPI(Perhimpunan Pelajar
Pelajar Indonesia), Pemuda Indonesia, Jong Islamienten Bond, Kepanduan, dan
sebagainya.
Di samping gerakan para pemuda, kaum wanita juga tidak mau
ketinggalan. Pergerakan wanita dipelopori oleh R.A Kartini dari Jepara dengan
mendirikan Sekolah Kartini. Perkumpulan wanita yang didirikan sebelum tahun
1920 antara lain Putri Mardika yang didirikan atas bantuan Budi Utomo.
Perkumpulan ini bertujuan guna memajukan pengajaran terhadap anak-anak
perempuan dengan cara memberi penerangan dan bantuan dana, mempertinggi sikap
yang merdeka, dan melenyapkan tindakan malu-mali yang melampaui batas.
Perkumpulan Kautamaan Istri didirikan pada tahun 1913 di
Tasikmalaya, lalu pada tahun 1916 di Sumedang, Cianjur, dan tahun 1917 di
Ciamis, menyusul di Cicurug tahun 1918. Tokoh Kautamaan Istri yang terkenal
adalah Raden Dewi Sartika, seorang pengajar Kautamaan Istri di tanah Pasundan.
Di Yogyakarta pada tahun 1912 didirikan perkumpulan wanita yang bernafaskan
Islam dengan nama Sopa Tresna, yang kemudian pada tahun 1914 menjadi bagian
wanita dari Muhammadiyah yang bernama Aisyah. Di Yogyakarta selain Aisyah juga
ada perkumpulan wanita yang bernama Wanito Utomo, yang memulai memasukkan
perempuan ke dalam kegiatan dasar pekerjaan ke arah Emansipasi. Di samping R.A
Kartini dan Dewi Sartika, masih terdapat seorang tokoh wanita yaitu Ibu Maria Walanda
Maramis dari Minahasa. Beliau mendirikan perkumpulan yang bernama Percintaan
Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT) pada tahun 1917. PIKAT dalam kegiatannya
mendirikan sekolah kepandaian Putri.
Itulah pembahasan singkat mengenai organisasi pemuda dan wanita
yang ada pada masa moderat. Sebagai bentuk perjuangan dan perjuangan kearah
Emansipasi. Sekian dari artikel ini semoga bermanfaat dan mohon maaf atas
segala kekurangan dari artikel ini. Terima Kasih
Wassalamualaikum wr.wb
No comments:
Post a Comment
Silahkan berikan komentar anda